Senin, 27 Juli 2015

Sejarah Desa Tanjungsari



Pada jaman dahulu,Penggedhe Pagah punya seorang putri yang sangat cantik.Putri tersebut menjadi rebutan pemuda,diantaranya adalah Kebogiro dan Joko Trowolu.Untuk memperebutkannya,kedua pemuda itu saling berperang.Karena keduanya sama-sama kuat,akhirnya terjadi peperangan yang sangat sengit.

Kebogiro mencari tempat yang luas.Joko Trowolu melihat Kebogiro berada di Kebun Turi.Joko Trowolu kemudian berlari dengan cepat menuju Kebon Turi tersebut.Namun,sekejap Kebogiro tidak terlihat.Sehingga Joko Trowolu menyapda, “Bila ada ramai-ramainya jaman,desa ini saya namakan Kebon Turi.”

Lalu Joko Trowolu mencari Kebogiro yang bersembunyisambil memperhatikan wajahnya.Lalu dikejarnya Kebogiro.Tapi,Joko Trowolu terkejut karena ternyata Kebogiro sudah tidak ada di tempat itu.Lalu Joko Trowolu kembali bersabda, “Bila ada ramai-ramainya jaman,desa ini saya namakan Nganguk.”

Kebogiro berlari lagi dan perkelahian yang sengit terjadi lagi.Kebogiro terpojok,namun dengan sekejap Kebogiro bisa lolos melarikan diri sampai semak-semak dari pohon sagu (Resulo/Gedobos) bagaikan sampai ujung (tekan ujung).Terjadilah perkelahian lagi.Namun Kebogiro lari dan bersembunyi di semak-semak berduri.Sekilas melihat Kebogiro berada dalam duri-duri,Joko Trowolu langsung membakar semak berduri itu.

Lalu Kebogiro lari ke barat.Karena Kebogiro bersembunyi di dalam semak-semak berduri (dalam bahasa Jawa : ndekem no njero ri-rinan),maka Joko Trowolu berkata “Bila ada ramai-ramainya jaman,desa ini saya namakan Desa Kemiri.”

Joko Trowolu kembali mengejar Kebogiro.Tapi dengan kelincahannya,Kebogiro membuat jalan itu berlubang-lubang (dijeglong-jeglong). Sehingga Joko Trowolu bersabda “Bila ada ramai-ramainya jaman,desa ini diberi nama Desa Glonggong.”Akhirnya Joko Trowolu kehilangan jejak.Setelah ditinggalkan Kebogiro dan Joko Twowolu,semak-semak berduri yang sudah dibakar tadi kembali lebat lagi.

Pada saat Pemerintahan Demang Sorok,yang ada di Jakenan punyalah seorang Bekel yang bernama Yudho dan beristri bernama Mbah Brintik.Dia seorang bekel yang jujur,tekun dan rajin.Dia membabat semua semak-semak belukar dan ditanami tanaman-tanaman diantaranya kelapa.Dan di Dukuh Tanjung tumbuh subur tanaman Resulo(sagu).Setelah bertahun-tahun sagu itu tidak berbuah.Maka dipotonglah pohon itu.Tapi sebelum dipotong pohon itu roboh terlebih dahulu.Karena pohonnya lunak,lalu ditumbuk-tumbuk dan diperas sehingga keluar sarinya yaitu pati.

Sedangkan di Dukuh Kemiri tumbuh subur pohon kelapa dan berbuah banyak.Buah itu setelah diparut dan diperas juga keluar sarinya.Maka mbah Yudho berpendapat, “Kalau begitu Dukuh Tanjung dan Dukuh Kemiri bila ada remain-ramainya jaman,saya namakan Desa Tanjungsari.”

Seiring perkembangan jaman  dan letaknya yang strategis disekitar jalan perempatan Seleko dan dekat Kecamatan serta Kawedanan.Dan juga kata Tanjung yang identik dengan nama bunga yaitu bunga Tanjung.Oleh karena itu membuat Desa Tanjungsari terkenal dimana-mana.

Kata orang-orang jaman dulu,batas Desa Tanjungsari ditentukan oleh bau sari pohon Kelapa dan Sagu(Resulo) yang telah diperas.Batas Utara dari bau sari Pohon Kelapa dan Batas Selatan bau dari sari Pohon Sagu(Resulo).Sedangkan batas Timur dan Barat ditentukan dari bau sari dari kedua pohon tersebut.Dan Setiap bulan Dzulqaidah tepatnya di hari Sabtu Pahing di makam Mbah Yudho di Dukuh Kemiri selalu diadakan tayuban.

Semoga Desa Tanjungsari menjadi desa yang makmur dan gemah ripah loh jinawi.Amiiin.

6 komentar: