Pada jaman dahulu,Penggedhe Pagah punya seorang putri yang
sangat cantik.Putri tersebut menjadi rebutan pemuda,diantaranya adalah Kebogiro
dan Joko Trowolu.Untuk memperebutkannya,kedua pemuda itu saling
berperang.Karena keduanya sama-sama kuat,akhirnya terjadi peperangan yang
sangat sengit.
Kebogiro mencari tempat yang
luas.Joko Trowolu melihat Kebogiro berada di Kebun Turi.Joko Trowolu kemudian
berlari dengan cepat menuju Kebon Turi tersebut.Namun,sekejap Kebogiro tidak
terlihat.Sehingga Joko Trowolu menyapda, “Bila ada ramai-ramainya jaman,desa
ini saya namakan Kebon Turi.”
Lalu Joko Trowolu mencari Kebogiro
yang bersembunyisambil memperhatikan wajahnya.Lalu dikejarnya
Kebogiro.Tapi,Joko Trowolu terkejut karena ternyata Kebogiro sudah tidak ada di
tempat itu.Lalu Joko Trowolu kembali bersabda, “Bila ada ramai-ramainya
jaman,desa ini saya namakan Nganguk.”
Kebogiro berlari lagi dan perkelahian
yang sengit terjadi lagi.Kebogiro terpojok,namun dengan sekejap Kebogiro bisa
lolos melarikan diri sampai semak-semak dari pohon sagu (Resulo/Gedobos)
bagaikan sampai ujung (tekan ujung).Terjadilah perkelahian lagi.Namun Kebogiro
lari dan bersembunyi di semak-semak berduri.Sekilas melihat Kebogiro berada
dalam duri-duri,Joko Trowolu langsung membakar semak berduri itu.
Lalu Kebogiro lari ke barat.Karena
Kebogiro bersembunyi di dalam semak-semak berduri (dalam bahasa Jawa : ndekem
no njero ri-rinan),maka Joko Trowolu berkata “Bila ada ramai-ramainya
jaman,desa ini saya namakan Desa Kemiri.”
Joko Trowolu kembali mengejar
Kebogiro.Tapi dengan kelincahannya,Kebogiro membuat jalan itu berlubang-lubang
(dijeglong-jeglong). Sehingga Joko Trowolu bersabda “Bila ada ramai-ramainya
jaman,desa ini diberi nama Desa
Glonggong.”Akhirnya Joko Trowolu kehilangan jejak.Setelah ditinggalkan
Kebogiro dan Joko Twowolu,semak-semak berduri yang sudah dibakar tadi kembali
lebat lagi.
Pada saat Pemerintahan Demang Sorok,yang
ada di Jakenan punyalah seorang Bekel yang bernama Yudho dan beristri bernama
Mbah Brintik.Dia seorang bekel yang jujur,tekun dan rajin.Dia membabat semua
semak-semak belukar dan ditanami tanaman-tanaman diantaranya kelapa.Dan di
Dukuh Tanjung tumbuh subur tanaman Resulo(sagu).Setelah bertahun-tahun sagu itu
tidak berbuah.Maka dipotonglah pohon itu.Tapi sebelum dipotong pohon itu roboh
terlebih dahulu.Karena pohonnya lunak,lalu ditumbuk-tumbuk dan diperas sehingga
keluar sarinya yaitu pati.
Sedangkan di Dukuh Kemiri tumbuh
subur pohon kelapa dan berbuah banyak.Buah itu setelah diparut dan diperas juga
keluar sarinya.Maka mbah Yudho berpendapat, “Kalau begitu Dukuh Tanjung dan
Dukuh Kemiri bila ada remain-ramainya jaman,saya namakan Desa Tanjungsari.”
Seiring perkembangan jaman dan letaknya yang strategis disekitar jalan
perempatan Seleko dan dekat Kecamatan serta Kawedanan.Dan juga kata Tanjung
yang identik dengan nama bunga yaitu bunga Tanjung.Oleh karena itu membuat Desa
Tanjungsari terkenal dimana-mana.
Kata orang-orang jaman dulu,batas
Desa Tanjungsari ditentukan oleh bau sari pohon Kelapa dan Sagu(Resulo) yang
telah diperas.Batas Utara dari bau sari Pohon Kelapa dan Batas Selatan bau dari
sari Pohon Sagu(Resulo).Sedangkan batas Timur dan Barat ditentukan dari bau
sari dari kedua pohon tersebut.Dan Setiap bulan Dzulqaidah tepatnya di hari Sabtu
Pahing di makam Mbah Yudho di Dukuh Kemiri selalu diadakan tayuban.
Semoga Desa Tanjungsari menjadi desa
yang makmur dan gemah ripah loh jinawi.Amiiin.
WEW WEW
BalasHapusWilayah jawa mana ya....
BalasHapusIni barusan dengar radio dan mbaca artikelnya ckup bgus ceritanya...
Wow Ia Myzing Good Nice
BalasHapusSemoga bermanfaat bagi generasi berikutnya
BalasHapusKalau ke pemalang pingin ke tanjung sari lg
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapus